Abah Usman kami biasa memanggil kakek kami, beliau lahir di Bima nusa tenggara barat. Ayah beliu bernama KH. Abidin seorang ulama terkemuka di Bima. Berkat bimbingan dari ayahnya abah usman menjadi seorang yang disiplin dalam menuntut ilmu hingga akhirnya abah usman menjadi tokoh ulama yang berpengaruh di Bima. Sebagaimana layaknya seorang kyai abah usman mengajar dari majlis ke majlis untuk mensyiarkan agama Alloh dan abah usman dipercaya oleh masyarakat Bima untuk menjadi wakil rakyat di DPRD Bima.
KH.Usman Abidin juga aktif diorganisasi NAHDLATUL ULAMA (NU) dan diangkat sebagai Rois Syuriah PBNU, selain itu juga abah Usman di angkat sebagi ketua MUI dimasa era pemerintahan Soeharto.Pada tahun 1994 di Tubuh organisasi NU terdapat dua faksi yaitu kubu Abu hasan yang di dukung oleh Pemerintah Soeharto dan kubu Gus Dur yang di dukung oleh Para Kyai khos, Kubu Abu Hasan Mencoba untuk mencantumkan nama KH.Usman abidin sebagai Muhtasyar Namun beliau (abah Usman) menolak Namanya di cantumkan dalam kepengurusan. Abah Usman mencoba untuk menjadi mediator diantara kubu abu hasan dan kubu Gusdur, karena abah merasa prihatin dan cemas akan menimpa organisasi Nahdaltul Ulama yang telah di rintis oleh para ulama-ulama. Dan Alhamdulillah akhirnya terpilihlah KH.abdurahman Wahid sebagai Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), selamatlah NU dari pihak-pihak yang mencoba memamfaatkan NU untuk kepentingan POLITIK yang didukung oleh SOEHARTO dan kroninya.Walaupun Abah Usman berada dalam jajaran kepemerintahan tapi untuk keutuhan dan kepentingan NU Abah Usman bersikap netral.
KH.Usman Abidin juga aktif diorganisasi NAHDLATUL ULAMA (NU) dan diangkat sebagai Rois Syuriah PBNU, selain itu juga abah Usman di angkat sebagi ketua MUI dimasa era pemerintahan Soeharto.Pada tahun 1994 di Tubuh organisasi NU terdapat dua faksi yaitu kubu Abu hasan yang di dukung oleh Pemerintah Soeharto dan kubu Gus Dur yang di dukung oleh Para Kyai khos, Kubu Abu Hasan Mencoba untuk mencantumkan nama KH.Usman abidin sebagai Muhtasyar Namun beliau (abah Usman) menolak Namanya di cantumkan dalam kepengurusan. Abah Usman mencoba untuk menjadi mediator diantara kubu abu hasan dan kubu Gusdur, karena abah merasa prihatin dan cemas akan menimpa organisasi Nahdaltul Ulama yang telah di rintis oleh para ulama-ulama. Dan Alhamdulillah akhirnya terpilihlah KH.abdurahman Wahid sebagai Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), selamatlah NU dari pihak-pihak yang mencoba memamfaatkan NU untuk kepentingan POLITIK yang didukung oleh SOEHARTO dan kroninya.Walaupun Abah Usman berada dalam jajaran kepemerintahan tapi untuk keutuhan dan kepentingan NU Abah Usman bersikap netral.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar