Selasa, 30 Oktober 2007

KH.HAMIM DJAZULI ( GUS MIEK)



KH Hamim Tohari Djazuli atau akrab dengan panggilan Gus Miek lahir pada 17 Agustus 1940,beliau adalah putra KH. Jazuli Utsman (seorang ulama sufi dan ahli tarikat pendiri pon-pes Al Falah mojo Kediri),Gus Miek salah-satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan pejuang Islam yang masyhur di tanah Jawa dan memiliki ikatan darah kuat dengan berbagai tokoh Islam ternama, khususnya di Jawa Timur. Maka wajar, jika Gus Miek dikatakan pejuang agama yang tangguh dan memiliki kemampuan yang terkadang sulit dijangkau akal. Selain menjadi pejuang Islam yang gigih, dan pengikut hukum agama yang setia dan patuh, Gus Miek memiliki spritualitas atau derajat kerohanian yang memperkaya sikap, taat, dan patuh terhadap Tuhan. Namun, Gus Miek tidak melupakan kepentingan manusia atau intraksi sosial (hablum minallah wa hablum minannas). Hal itu dilakukan karena Gus Miek mempunyai hubungan dan pergaulan yang erat dengan (alm) KH. Hamid Pasuruan, dan KH. Achmad Siddiq, serta melalui keterikatannya pada ritual ”dzikrul ghafilin” (pengingat mereka yang lupa). Gerakan-gerakan spritual Gus Miek inilah, telah menjadi budaya di kalangan Nahdliyin (sebutan untuk warga NU), seperti melakukan ziarah ke makam-makam para wali yang ada di Jawa maupun di luar Jawa.Hal terpenting lain untuk diketahui juga bahwa amalan Gus Miek sangatlah sederhana dalam praktiknya. Juga sangat sederhana dalam menjanjikan apa yang hendak didapat oleh para pengamalnya, yakni berkumpul dengan para wali dan orang-orang saleh, baik di dunia maupun akhirat.

Gus Miek seorang hafizh (penghapal) Al-Quran. Karena, bagi Gus Miek, Al-Quran adalah tempat mengadukan segala permasalahan hidupnya yang tidak bisa dimengerti orang lain. Dengan mendengarkan dan membaca Al-Quran, Gus Miek merasakan ketenangan dan tampak dirinya berdialog dengan Tuhan ,beliaupun membentuk sema’an alquran dan jama’ah Dzikrul Ghofilin.

gus miek selain dikenal sebagai seorang ulama besar juga dikenal sebagai orang yang nyeleneh beliau lebih menyukai da’wah di kerumunan orang yang melakukan maksiat seperti discotiq ,club malam dibandingkan dengan menjadi seorang kyai yang tinggal di pesantren yang mengajarkan santrinya kitab kuning. hampir tiap malam beliau menyusuri jalan-jalan di jawa timur keluar masuk club malam, bahkan nimbrung dengan tukang becak, penjual kopi di pinggiran jalan hanya untuk memberikan sedikit pencerahan kepada mereka yang sedang dalam kegelapan. Ajaran-ajaran beliau yang terkenal adalah suluk jalan terabas atau dalam bahasa indonesianya pemikiran jalan pintas.

Pernah di ceritakan Suatu ketika Gus Miek pergi ke discotiq dan disana bertemu dengan Pengunjung yang sedang asyik menenggak minuman keras, Gus Miek menghampiri mereka dan mengambil sebotol minuman keras lalu memasukkannya ke mulut Gus Miek salah satu dari mereka mengenali Gus Miek dan bertanya kepada Gus Miek.” Gus kenapa sampeyan ikut Minum bersama kami ? sampeyankan tahu ini minuman keras yang diharamkan oleh Agama ? lalu Gus Miek Menjawab “aku tidak meminumnya …..!! aku hanya membuang minuman itu kelaut…!hal ini membuat mereka bertanya-tanya, padahal sudah jelas tadi Gus Miek meminum minuman keras tersebut. Diliputi rasa keanehan ,Gus miek angkat bicara “sampeyan semua ga percaya kalo aku tidak meminumnya tapi membuangnya kelaut..? lalu Gus Miek Membuka lebar Mulutnya dan mereka semua terperanjat kaget didalam Mulut Gus miek terlihat Laut yang bergelombang dan ternyata benar minuman keras tersebut dibuang kelaut. Dan Saat itu juga mereka diberi Hidayah Oleh Alloh SWt untuk bertaubat dan meninggalkan minum-minuman keras yang dilarang oleh agama. Itulah salah salah satu Karomah kewaliyan yang diberikan Alloh kepada Gus Miek.

jika sedang jalan-jalan atau keluar, Gus Miek sering kali mengenakan celana jeans dan kaos oblong. Tidak lupa, beliau selalu mengenakan kaca mata hitam lantaran lantaran beliau sering menangis jika melihat seseorang yang “masa depannya” suram dan tak beruntung di akherat kelak.

Ketika beliau berda’wak di semarang tepatnya di NIAC di pelabuhan tanjung mas.Niac adalah surga perjudian bagi para cukong-cukong besar baik dari pribumi maupun keturunan ,Gus Miek yang masuk dengan segala kelebihannya mampu memenangi setiap permainan, sehingga para cukong-cukong itu mengalami kekalahan yang sangat besar. Niac pun yang semula menjadi surga perjudian menjadi neraka yang sangat menakutkan

Satu contoh lagi ketika Gus miek berjalan-jalan ke Surabaya, ketika tiba di sebuah club malam Gus miek masuk kedalam club yang di penuhi dengan perempuan-perempuan nakal, lalu gus miek langsung menuju watries (pelayan minuman) beliau menepuk pundak perempuan tersebut sambil meniupkan asap rokok tepat di wajahnya, perempuan itupun mundur tapi terus di kejar oleh Gus miek sambil tetap meniupkan asap rokok diwajah perempuan tersebut. Perempuan tersebut mundur hingga terbaring di kamar dengan penuh ketakutan, setelah kejadian tersebut perempuan itu tidak tampak lagi di club malam itu.

Pernah suatu ketika Gus Farid (anak KH.Ahamad Siddiq yang sering menemani Gus Miek) mengajukan pertanyaan yang sering mengganjal di hatinya, pertama bagaimana perasaan Gus Miek tentang Wanita ? “Aku setiap kali bertemu wanita walaupun secantik apapun dia dalam pandangan mataku yang terlihat hanya darah dan tulang saja jadi jalan untuk syahwat tidak ada”jawab Gus miek.

Pertanyaan kedua Gus Farid menayakan tentang kebiasaan Gus Miek memakai kaca mata hitam baik itu dijalan maupun saat bertemu dengan tamu…”Apabila aku bertemu orang dijalan atau tamu aku diberi pengetahuaan tentang perjalanan hidupnya sampai mati. Apabila aku bertemu dengan seseorang yang nasibnya buruk maka aku menangis, maka aku memakai kaca mata hitam agar orang tidak tahu bahwa aku sedang menagis “jawab Gus miek

Adanya sistem Da’wak yang dilakukan Gus miek tidak bisa di contoh begitu saja karena resikonya sangat berat bagi mereka yang Alim pun Sekaliber KH.Abdul Hamid (pasuruan) mengaku tidak sanggup melakukan da’wak seperti yang dilakukan oleh Gus Miek padahal Kh.Abdul Hamid juga seorang waliyalloh.

Tepat tanggal 5 juni 1993 Gus Miek menghembuskan napasnya yang terakhir di rumah sakit Budi mulya Surabaya (sekarang siloam). Kyai yang nyeleneh dan unik akhirnya meninggalkan dunia dan menuju kehidupan yang lebih abadi dan bertemu dengan Tuhannya yang selama ini beliau rindukan.

Selasa, 23 Oktober 2007

SEPENGGAL PERJALANAN KE KOTA TEGAL




Setiap kali ke Tegal saya selalu berkunjung ke Pon-pes Attauhidiyyah yang Lokasinya terletak di dukuh giren dan satu lagi di cikora Bojong lokasinya tak jauh dari obyek wisata Guci propinsi Jawa Tengah.Pesantren tersebut kini di asuh oleh dua bersaudara KH.ahmad bin kh said dan KH Hasani bin Kh said bin Kh armia .Ayah beliau bernama KH.Said bin Kh Armia adalah seorang ulama dan waliyulloh yang wafat pada tanggal 20 rajab 1395 atau sekitar tahun 1974 dan dimaqomkan tak jauh dari pondok pesantren di giren Talang. Ciri khas yang membedakan dari pesantren ini adalah Pendalaman dalam bidang ilmu tauhid diantaranya karya Sayyid Abi abdillah Muhammad bin yusuf Sanusi al khasani atau lebih dikenal dengan Iman Sanusi dan Kitab kitab Tauhid lainnya seperti Nuruzh zholam, kipayatul awam dan Kitab Ta’lim Mumtadiin karya KH.Said bin Armia



Bila bulan puasa tiba, santri dalam atau santri pondok banyak yang pulang ke kampung halamannya sampai satu hingga dua minggu. Mereka bertemu keluarga dan sanak saudara. Sedangkan kegiatan pondok diisi oleh santri kalong( Julukan untuk warga luar pesantren atau masyarakat umum yang mengikuti pengajian ) ,Mereka mendapatkan aneka wejangan dari santri senior ponpes Attauhidiyyah Selain itu juga mereka langsung mendapat gemblengan dari Pimpinan dan Pengasuh Ponpes KH Ahmad bin KH Said bin KH Armia. Gemblengan yang diberikan antara lain soal gambaran umum ilmu ketauhidan, tafsir kitab kuning dan wejangan lain yang bersifat bimbingan moral dan agama. Dengan tujuan akhir, santri mendapat bekal dalam mengarungi hidup di luar ponpes. Kegiatan lain yang cukup mendapat perhatian santri adalah membaca Kitab Suci Al-Qur’an setelah salat tarawih. Atau usai menjalankan salat-salat fardhlu (salat wajib) lainnya. Mereka yang dapat selesai membaca kitab suci itu dalam waktu yang sudah ditentukan dan benar, maka disebut telah selesai khatam.

Nah tiap selesai khatam itulah, santri seperti mendapat sesuatu yang lebih. Mereka kemudian mendapat hidangan nasi kebuli dari pimpinan ponpes. Satu nasi kebuli yang ditaruh di nampan, dinikmati untuk empat hingga lima orang. Mereka menyantap beramai-ramai.

Lantas apa yang membuat mereka seperti ketagihan menikmati hidangan nasi kebuli? Tentu karena resep masakan yang khas, yang sengaja dibuat dan disajikan oleh santri senir ponpes tersebut.

Menurut santri senior , hidangan nasi kebuli dibuat dari campuran santan, susu, dan daging kambing. Orang melihat sekilas nasi itu seperti nasi goreng, namun punya perbedaan rasa yang khas dan sulit disamakan.

“Ya, karena kami memasak dengan cita rasa yang khas, siapa pun yang mencicipi pasti langsung ketagihan. Hanya saja, yang kena penyakit darah tinggi jangan makan daging kambingnya. Kalau sayurnya sih ndak papa,” tutur dia.

tiap malam ribuan orang menjadi santri kalong di ponpes itu. Mereka berbuka puasa bersama dan mendengarkan wejangan keagamaan dari KH Ahmad bin KH Said bin KH Armia. Selain itu, digembleng pula oleh KH Hasani yang merupakan orang kedua atau pengasuh dua ponpes tersebut.

Perjalanan saya kali ini Ke Tegal ke pon-pes Attauhidiyyah secara kebetulan bersamaan dengan wafatnya anak seorang ulama karismatik dan menjadi panutan di kota Tegal Almarhum Kh.Miftah bernama KH.Hadun Bin KH.Miftah warga sekitar biasa memanggil dengan sebutan Gus Hadun lokasinya tak jauh dari Pon-pes attauhidiyah, Gus Hadun wafat pada hari selasa tanggal 16 oktober 2007 dan dimakamkan di samping maqom ayahnya Kh.Miftah .Ribuan warga berdatangan untuk turut menguburkan Gus Hadun termasuk Para ulama dan Habaib setempat , sempat pula saya menyalami KH.Hasani Bin KH.Said disana namun sayang saya tidak sempat bertemu dengan KH.Ahmad Bin KH.Said yang menurut santri beliau ada di luar kota.


Tepat Pukul 10.00 jenazah Gus Hadun di kuburkan diiringi dengan gema tahlil dan tahmid dari para jamaah …semoga Alloh menempatkannya pada derajat yang mulai bersama para kekasih Allloh aminn.

Selepas mengikuti prosesi penguburan saya pergi berziarah ke Maqom Kh.Said bin Kh armia yang letaknya tak jauh dari sana,dan setelah itu berziarah ke maqom Habib Muhammad Bin Thohir Al hadad yang letaknya kurang lebih 10 km dari Pon-pes Attauhidiyah Giren Talang . “Ya Alloh Tuhan kami Berilah kami kemamfaatan dengan berkah mereka”…..”tunjukan kami akan kebaikan dengan keagungan mereka”…”matikan kami didalam thoriqoh mereka”….”serta selamat dari segala fitnah”….

Kamis, 04 Oktober 2007

MAJLIS TA'LIM KWITANG





Majlis ta’lim kwitang yang diadakan setiap hari minggu pagi pukul 06:00 sampai jam 09:00 adalah majlis tertua di Indonesia yang didirikan oleh Al habib Ali bin abdurrohman al habsyi orang betawi menyebutnya dengan Habib Ali kwitang, beliau lahir di kwitang pada tanggal 20 april 1870.Sejak usia 10 tahun beliau sudah menjadi yatim ,ayah beliau bernama Al-Habib Abdurrahman Alhabsyi sebelum beliau wafat, beliau sempat menyampaikan suatu wasiat kepada istrinya agar putra beliau hendaknya dikirim ke Hadramaut dan Makkah untuk belajar ilmu agama Islam di tempat-tempat tersebut.

Untuk memenuhi wasiat suaminya, Nyai Salmah (Hajjah Salmah, puteri seorang ulama Betawi dari Kampung Melayu, Jatinegara).menjual gelang satu-satunya perhiasan yang dimilikinya untuk biaya perjalanan Habib Ali Alhabsyi ke Hadramaut dan Makkah. Karena di waktu wafatnya Al-Habib Abdurrahman Alhabsyi tidak meninggalkan harta benda apapun. Dalam usia 10 tahun berangkatlah Al-Habib Ali Alhabsyi dari Jakarta menuju Hadramaut, dengan bekal sekedar ongkos tiket kapal laut sampai di tempat yang dituju.Sesampainya di Hadramaut, Al-Habib Ali sebagai seorang anak yang sholeh, tidak mensia-siakan masa mudanya yang berharga itu untuk menuntut ilmu yang bermanfaat, sambil mencari rizki yang halal untuk bekal hidup beliau selama menuntut ilmu di tempat yang jauh dari ibunya. Sebab beliau menyadari bahwa ibunya tidak mampu untuk mengirimkan uang kepada beliau selama menuntut ilmu di luar negeri tersebut.

Diantara pekerjaan beliau selama di Hadramaut dalam mencari rizki yang halal untuk bekal menuntut ilmu ialah mengambil upah menggembala kambing. Pekerjaan menggembala kambing ini rupanya telah menjadi kebiasaan kebanyakan para sholihin, terutama para Anbiya’. begitulah hikmah Ilahi dalam mendidik orang-orang besar yang akan diberikan tugas memimpin umat ini.
Di majelis taklim Kwitang inilah Habib Ali, dan juga putranya Habib Muhammad, dan kemudian cucunya Habib Abdurahman kini memimpin majelis taklim lahir., Habib Ali meninggal dunia pada Juni 1968 dalam usia 98 tahun. Dia digantikan putranya Habib Muhammad yang meninggal pada 1993. Dengan demikian Habib Abdurahman telah memimpin pengajian ini selama 14 tahun.

Setelah Habib Ali meninggal, murid-muridnya seperti KH Abdullah Syafiie dan KH Tohir Rohili masing-masing mendirikan Majelis Taklim Syafiiyah, di Bali Matraman, Jakarta Selatan, dan Tohiriah di Jl Kampung Melayu Besar, Jakarta Selatan. Kedua majelis taklim ini telah berkembang demikian rupa sehingga memiliki perguruan Islam, mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Karena punya akar yang sama, tiga majelis ini (Kwitang, Syafiiyah, dan Tahiriyah) selalu merujuk kitab an Nasaih ad-Diniyah karangan Habib Abdullah Alhadad, seorang sufi terkenal dari Hadramaut, Yaman Selatan. Ratibnya hingga kini dikenal dengan sebutan rotib al Hadad.

Menurut KH Abdul Rasyid AS, putra almarhum KH Abdullah Syafi’ie yang kini memimpin Majelis Taklim Asy-Syafi’iyah, sekalipun kitab kuning ini telah berusia 300 tahun, tapi masalah yang diangkat masih tetap relevan dan aktual saat ini. Sufi yang kitab karangannya juga dijadikan rujukan di Mesir dan sejumlah negara Arab, memang banyak mengangkat segi akhlak, agar manusia memiliki akhlakul karimah seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Kembali kepada almarhum Habib Ali, ia memiliki banyak murid orang Betawi, termasuk KH Noer Ali, ulama dan tokoh pejuang dari Bekasi, karena pernah memiliki madrasah Unwanul Falah. Madrasah Islam dengan sistem kelas didirikan pada tahun 1918, dan letaknya di Jl Kramat Kwirang II, berdekatan dengan Masjid Al-Riyadh, Kwitang. Untuk pertama kali waktu itu, madrasah ini juga terbuka untuk murid-murid wanita, sekalipun tempat duduknya dipisahkan dengan murid pria. Ratusan di antara murid-murid sekolah ini, kemudian menjadi da’i terkemuka, dan banyak yang memimpin pesantren, termasuk Al-Awwabin pimpinan KH Abdurahman Nawi di Depok, dan Tebet, Jakarta Selatan.

Tabligh dan Maulid

Dengan jubah putih dan janggut rapi, laksana pakaian Pangeran Diponegoro ketika mengibarkan jubahnya melawan Belanda, setelah masa tuanya tiap hari duduk di depan kediamannya di Kwitang. Dia telah menjadikan kediamannya ini sebagai masjid, sekalipun ia juga ikut mendirikan Masjid Kwitang, yang jaraknya sekitar 200 meter dari kediamannya. Dari kediamannya inilah, ia menerima para tamu yang bersilaturahim, maupun murid-muridnya yang kebanyakan ulama untuk lebih menambah ilmu. Sedangkan pada Ahad pagi ia biasa dikelilingi ribuan jamaah yang mendengarkan petuah-petuahnya tentang ilmu agama.

Mohamad Asad (93), penulis banyak buku di Timur Tengah, dan puluhan tahun mengenalnya mengatakan, majelis taklim Kwitang bertahan selama satu abad hingga sekarang, karena inti ajaran Islam yang disodorkan berlandaskan tauhid, kemurnian iman, solidaritas sosial, dan akhlakul karimah. Ia tidak pernah menanamkan ideologi kebencian, hasad, dengki, ghibah, fitnah, dan namimah. Ia juga menekankan prinsip ukhuwah Islamiyah, sekalipun ia lebih mendekati akidah kelompok NU, tapi majelisnya banyak pula didatangi tokoh Muhammadiyah.

Habib Ali yang selama hidupnya hampir tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah, seperti dikemukakan oleh Mr Hamid Algadri, termasuk ikut mendorong Syarikat Islam yang dipimpin HOS Cokroaminoato. Karena itu, ia juga berkawan dengan Haji Agus Salim, dan pernah bersama-sama dipenjarakan pada masa pendudukan Jepang. Dalam rangka prinsip ukhuwah Islamiyah, karenanya di majelis-majelis taklim warga Betawi seperti dianjurkan Habib Ali, hampir tidak ada diantara mereka yang membesar-besarkan perbedaan, apalagi kalau perbedaan itu dalam masalah khilafiah.

Habib Ali memimpin perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Kwitang sejak tahun 1920. Dalam perayaan maulid secara tradisional ini diselingi bacaan-bacaan, berupa pujian akan kebesaran asma Allah, pembacaan sejarah Nabi, juga dihadiri para pembesar dan pejabat negara.Peringatan maulid diadakan setiap tahun pada akhir Kamis di bulan robiul awal, dengan membaca kitab Simtud Duror karangan Habib Ali Muhammad, ulama terkenal dari Sewon, Hadramaut. Peringatan maulid dengan membaca kitab tersebut pertama kali diselenggarakan di Indonesia di kota Jatiwangi, Cirebon. Kemudian berpindah ke kota Tegal, kemudian ke Bogor. Setelah itu ke kota Surabaya di Masjid Ampel.

Pada tahun 1919, Habib Ali yang kala itu berusia 54 tahun mendapatkan wasiat untuk melanjutkan peringatan maulid ini tiap akhir Kamis bulan Rabiulawal. Mula-mula oleh Habib Ali diselenggarakan di Tanah Abang, di sekolah Jamiatul Kheir sekarang ini. Mulai tahun 1937, ketika Masjid Kwitang berada dalam asuhannya, maulid diselenggarakan di tempat ini. Dan kemudian berpindah di majelis taklimnya hingga sekarang.

Senin, 01 Oktober 2007

KH.ABDUL HAMID (PASURUAN)





Ketika saya masih ta’lim di Darul Hadist, saya pernah diajak oleh Muallim Dimyati untuk menghadiri peringatan maulid di Pasuruan, namun saya tidak tahu persis dimana tempatnya. Saya bersama kawan-kawan santri dan guru saya datang atas undangan dari keluarga besar KH.Abdul hamid, begitu sampai disana terlihat ribuan jamaah yang datang untuk mengahadiri peringatan maulid tersebut. Dalam hati kecil ini saya bertanya siapakah KH.Abdul hamid tersebut ? mengapa begitu banyak jamaah yang datang ? dan ternyata beliau adalah seorang ulama dan waliyulloh yang sangat di hormati di Pasuruan. Beliau lahir di Lasem Rembang propinsi Jawa tengah nama lengkapnya adalah Abdul Hamid bin abdulloh bin Umar basyaiban ba’alawi dan masih ada nasab dari Rosululloh SAW. Sejak kecil beliau di didik langsung oleh ayahnya hingga usia 15 tahun dan di masukan ke pondok pesantren Tremas pacitan.Beliau kembali kepasuruan dan berguru dengan Habib ja’far bin syaikhon Assegaf, disinilah beliau mulai dan mungkin mengasah diri dengan pancaran ruhhul ilahiyah yang begitu cemerlang. di Pasuruan ini pula beliau semakin mendekatkan diri pada kalangan ulama dan habaib kususnya dengan Habib Ja’far assegaf yang merupakan guru utama beliau. bersama habib ja`far inilah potensi spiritual beliau semakin terasa, hal ini diakui oleh habib ja`far bahwa dibanding murid yang lain, kyai hamid memiliki keunggulan tersendiri yang sangat sulit dicapai oleh orang lain. kekaguman dan kepercayaan habib ja`far diwujudkan dengan dipercayakanya Kyai Hamid untuk menjadi imam sholat Maghrib dan isya` di kediaman habib ja`far, meski demikian kyai hamid tetap tidak mengurangi takzim beliau kepada sang guru, begitu merendahnya kyai hamid dihadapan habib ja`far ibarat penda ditangan pemiliknya, Pena tidak akan bergerak jika tidak digerakan pemiliknya, demikian juga kyai hamid keberadaanya seakan hilang dan menyatu dengan habib ja`far. keunggulan kyai hamid di bidang keilmuan mungkin dapat diungguli oleh orang lain, namun dua hal menjadi kelebihan tesendiri bagi kyai hamid adalah sifat zuhud dan tawadhu yang jarang dimiliki oleh orang lain. bahkan ketika habib ja`far wafat ketika ziaroh ke makam habib ja`far kyai hamid sangking takzimnya dan tawadu nya tidak berani duduk lurus pada posisi kepala tapi selalu duduk pada posisi kaki habib ja`far. inilah sifat tawaddhu beliau yang sangat tinggi.

Karomah kewaliaan yang diberikan Alloh swt kepada beliau sudah tampak ketika beliau masih hidup suatu ketika ada seseorang meminta nomer togel kepada kyai hamid. oleh kyai hamid diberi dengan syarat jika dapat uangnya harus dibawa kehadapan kyai hamid. dan oleh orang tersebut dipasanglah nomer tersebut dan menang. uangnya dibawa kehadapan kyai hamid. oleh kyai uang tersebut dimasukan ke dalam bejana dan disuruh melihat apa isinya. dan terlihat isinya darah dan belatung. kyai hamid berkata “tegakah saudara memberi makan anak istri saudara dengan darah dan belatung?”. orang tersebut menangis dan pulang kemudian bertobat.

setiap pergi ke manapun kyai hamid selalu didatangi oleh umat, yang berduyun duyun meminta doa padanya. bahkan ketika naik haji ke mekkah pun banyak orang tak dikenal dari berbagai bangsa yang datang dan berebut mencium tangannya. darimana orang tau tentangd erajat kyai hamid?mengapa orang selalu datang memuliakanya?konon inilah keistimewaan beliau, beliau derajatnya ditinggikan oleh Allah SWT.

pada suatu saat orde baru ingin mengajak kyai hamid masuk partai pemerintah. kyai hamid menyambut ajakan itu dengan ramah dan menjamu tamunya dari kalangan birokrat itu. ketika surat persetujuan masuk partai pemerintah itu disodorkan bersama pulpenya, kyai hamid menerimanya dan menandatanganinya. anehnya polpennya tak bisa keluar tinta, diganti polpen lain tetap tak mau keluar tinta. ahirnya kyai hamid berkata “bukan saya lo yang gak mau, bolpointnya yang gak mau”. itulah kyai hamid dia menolak dengan cara yang halus dan tetap menghormati siapa saja yang bertamu kerumahnya.

8 rabiul awal 1403.H, sehari sebelum beliau wafat, bertepatan dengan acara haul ayahanda beliau kyai abdulloh bin umar, beliau menyempatkan diri ke lasem dan datang ke rumah gede, tempat dimana beliau dilahirkan. tidak seperti biasanya beliau sholat 2 rakaat didekat tiang utama lalu memimpin masyarakat sekitar yang datang untuk bertahlil seperti mengantar jenazah ke kuburan. tanggal 9 rabiul awal 1403,H. beliau berpulang ke rahmatulloh, umatpun menangis, gerak kehidupan di kota pasuruan seakan terhenti, bisu oleh luka yang dalam, puluhan bahkan ratusan ribu orang membanjiri pasuruan, memenuhi relung relung masjid agung al anwar dan alun alun serta memadati gang gang dan ruas jalan didepannya. beliau dimakamkan belakang masjid agung pasuruan.Maka tidak heran jika ribuan umat selalu menziarahinya setiap waktu mengenang jasa dan cinta beliau kepada umat, terutama jika ada peringatan maulid dan haul beliau. Dan itulah karomah kewaliaan beliau ketika sudah meninggal .