Rabu, 21 November 2007

ALALAMAH HABIB ABDULLOH BIN ABUBAKAR ALAYDRUS AKBAR





Beliau adalah penyusun raatib alaydrus yang sering dibaca dibeberapa majlis ta’lim, marga beliau bergelar Alaydrus yang artinya ketua orang-orang tashauf, lahir di tarim pada tanggal 10 zulhijah tahun 811H ayah beliau bernama habib Abu bakar asyakran ibunya bernama Mariam dari seorang Zuhud bernama Syeck ahmad bin Muhamaad Barusyaid.

Imam Habib Abdulloh bin abubakar alaydrus akbar seorang wali qutub( imamnya para wali) dan seorang ahli sufi .Sejak kecil beliau gemar sekali membaca karya-karya ulama termasyhur seperti kitab Ihya ulumudin karangan Imam Gozhali hingga beliu hampir hapal karena seringnya membacanya. Namun Beliau Ra selalu tawadhu’u beliau selalu duduk diatas tanah dan senantiasa sujud ditanah sebagai rasa bahwa diri nya tidak ada apa-apanya di hadapan Alloh SWt, kerap kali beliau mengangkat sendiri barang-barang keperluannya dan tidak memperkenankan orang lain untuk membantu membawanya. Beliau selalu berjalan ketempat-tempat yang jauh untuk ta’lim kepada seorang ulama jika merasa haus beliu meminum air hujan .Menurut cerita Imam Habib Abdulloh bin Abubakar Alaydrus selalu menjalankan puasa-puasa sunah selama dua tahun dan berbuka hanya dengan 2 butir kurma. Kecuali pada malam-malam tertentu diamana ibunya datang membawakan makanan kepada beliau. Lantas beliau memakannya sebagai penghormatan kepada ibunya. Beliu melakukan puasa tersebut untuk mengekang Hawa nafsunya, karena dari sumber makanan , perut terlalu kenyang bisa menyebabkan orang malas untuk beribadah dan selalu menuruti hawa nafsunya.

Beliau berguru kepada Ulama-ulama besar seperti ;

-Syech Muhammad bin Umar ba’alawi

-Syeck Sa’ad bin Ubaidillah bin abi ubei

-Syech Abdulloh Bagasyin

-Syech Abdulloh Bin Muhammad Bin amar

-Al Iman syech Umar muhdhor (mertua nya seorang ulama ahli sufi)

Beliau Ra menikah dengan anak gurunya Al imam Habib umar muhdor yang bernama Syarifah Aisyah karena Habib Umar Muhdor mendapat Isyarat dari Para pendahulunya untuk menikahkan anaknya dengan Habib Abdulloh bin abubakar alaydrus. dan Beliau dianugrahkan delapan anak empat putra dan empat putri.

Beberapa Ulama memuji Al iman Habib Abdulloh Bin Abubakar Alaydrus didalam karangannya diantaranya Al Yafie dalam kitab Uqbal Barahim al musyarokah , muridnya Al imam Habib Umar bin abdurrahman Ba’alawi dalam kitabnya Al Hamrah mereka menceritakan tentang manaqib ,kewaliaan dan karomah-karomah beliau RA yang terjadi sebelum dan sesudah beliu RA dilahirkan.

Sebagian para awliya bermmimpi bertemu dengan Rosululloh SAW dan memuji Al Imam Habib abdulloh Bin Abubakar Alaydrus Akbar dengan sanadnya ” ini anakku…ini ahli warisku…..ini darah dagingku…..ini rahasiaku…..ini ahli waris sunnahku….orang-orang besar akan mempelajari ilmu tharekat darinya”

diantara yang mengambil dan belajar tharekat dari Beliau RA adalah Habib Ali bin abu bakar Asyakran,habib Umar Ba’alawi,dll.

Al imam Habib Abdulloh Bin Abubakar Alaydrus menghembuskan napas yang terakhirnya pada tanggal 12 romadhon tahun 865 H dalam usia 54 tahun dam di maqomkan di Kota Tarim Hadro maut Yaman.

Karya Beliau selain penyusun Raatib Alaydrus adalah kitab Alkibritul Ahmar dan syarahnya dalam bentuk Syair .

Kamis, 08 November 2007

FENOMENA ALIRAN ALQIYADAH AL ISLAMIYYAH

Terbongkarnya aliran Al qiyadah Al Islamiyyah tentu mengejutkan semua pihak. Bagaimana bisa ajaran-ajaran al qiyadah yang melenceng jauh dari ajaran islam punya banyak pengikutnya konon mencapai 9 ribu jiwa. Pemahaman terhadap agama yang dangkal menjadi pemicu banyaknya orang yang tersesat mengikuti aliran Al qiyadah.

Dari penjelasan para saksi bahwa Al-Qiyadah Al-Islamiyah memiliki ajaran-ajaran yang jauh menyimpang dari pokok-pokok Ajaran Islam, antara lain :

1. Mereka menghilangkan Rukun Islam yang telah dipegangi oleh seluruh Kaum Muslimin dan jelas-jelas bersumber dari hadits-hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh para ulama ahli hadits yang diterima oleh seluruh kaum uslimin dari kalangan ahlussunnah (Suni)
2. Mereka menganggap bahwa pimpinannya adalah Rasulullah yaitu bernama Al-Masih Al Maulud (Al Masih yang dijanjikan /dilahirkan)
3. Menghilangkan syariat sholat lima waktu dalam sehari semalam, dengan diganti sholat lail, mereka mengatakan bahwa dalam dunia yang kotor (belum menggunakan syariat Islam) seperti ini tidak layak kaum muslimin melakukan sholat lima waktu.
4. Menganggap orang yang tidak masuk kepada kelompoknya dan mengakui bahwa pemimpin mereka adalah Rasul adalah orang musyrik. Hal ini sesuai yang di ungkapkan oleh seorang saksi yang anak kandungnya sampai saat ini setia dan mengikuti kajian-kajian kelompok ini. Anak kesayangannya tersebut tidak mau pulang ke rumah bersama kedua orang tua karena menganggap kedua orangtuanya musyrikin.
5. Dalam dakwah, mereka menerapkan istilah sittati aiyyam (enam hari) yang mereka terjemahkan menjadi enam tahapan, yaitu :
1. Sirron (Diam-diam / Sembunyi-sembunyi / Bergerilya )
2. Jahron (Terang-terangan)
3. Hijrah
4. Qital
5. Futuh (Meniru NAbi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassalam, membuka Mekah)
6. Khilafah

Tampak dari enam tahapan ini mereka mencoba mengaplikasikan tahapan dakwah Rasulullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam dalam berdakwah di jazirah Arab dahulu. Pimpinan dan pendiri mereka bernama Ahmad Al musoddiq yang Mengaku sebagai Rosul setelah mendapat wangsit selama dia bersemedi di bogor.Padahal jelas-jelas bahwa wangsit itu berasal dari Setan yang menyesatkan. Tentu kita pernah mendengar kisah tentang Syeck Abdul qodir Zaelany seorang ulama yang alim dan Wali qutub, Beliau Syeck Abdul qodir Zaelani ketika sedang sendiri di datangi sebuah Cahaya yang sangat terang sekali hingga disekeliling Syech Abdul Qodir Zaelani menjadi sangat terang . Dan dibalik Cahaya tersebut Muncul suara “Hai Hambaku Yang Ta’at …..akulah Tuhanmu….Karena derajatmu Tinggi..aku perlihatkan Wujudku pada mu…untuk itu kau Tidak perlu lagi Sholat….Tidak perlu puasa…aku halalkan untukmu…. ” kata suara tersebut. Syeck Abdul Qodir yang memang a’lim lalu mengambil sandalnya dan melemparkannya kesumber cahaya tersebut sambil berucap” Pergilah kau setan……Jangan mengaku-ngaku sebagai Tuhanku….Tuhanku Tidak mungkin memerintahkan aku meninggalkan apa yang telah diwajibkan kepadaku..” Akhirnya Cahaya tersebut hilang . Dan apa yang dialami oleh Ahmad Musoddiq pendiri Al qiyadah Islamiyyah yang mendapat wahyu dari Tuhan adalah sebenarnya dari Setan yang menyesatkan.

Munculnya bermacam-macam aliran yang menyesatkan umat, tentu ini menjadi rasa keprihatinan kita sebagai umat Islam , mereka telah menodai Agama Islam tapi kita juga harus tetap intropeksi diri baik itu terhadap diri sendiri maupun para pemimpin serta para ulamanya. Apa kita dan Para ulama terlalu sibuk dengan jama’ahnya, partainya dan majlis ta’lim nya masing-masing sehingga kita tidak tahu dan tidak peduli dengan saudara-saudara kita yang terjerumus kedalam jama’ah aliran sesat. Bahwa di sekitar kita masih banyak saudara-saudara kita yang pemahaman keagaamannya masih dangkal hingga mereka mudah terjerumus. Kita berkewajiban mengajak mereka bertaubat tanpa kita perlu melakukan tindakan anarkis karena urusan Hidayah adalah sudah bukan urusan kita lagi tapi sudah merupakan hak Alloh SWt. Mari rapatkan barisan jangan mudah juga kita di pecah belah siapa tahu juga ini merupakan siasat sekelompok orang yang mengadu domba kita sebagai umat islam. Ya alloh beri hidayahmu Kepada mereka yang telah tersesat di Jalanmu Aminnn

KH.MA'SUM JAUHARI ( GUS MUS SANG PENDEKAR)



Nama Gus Maksum memang selalu identik dengan dunia persilatan, tentu kita tidak asing lagi dengan Nama “PAGAR NUSA” yaitu ikatan pencak silat Nahdlatul ulama yang dididirikan pada tanggal 3 januari 1986 di pondok pesantren Lirboyo oleh para kyai-kyia NU dan sekaligus mengukuhkan Gus Ma’sum sebagai ketuanya.
Gus Maksum lahir di Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga dalam, pengobatan dan kejadukan Sebagai seorang kiai, Gus Maksum berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren. Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat, kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu, seperti kebiasaan orang-orang “jadug” di pesantren, Gus Maksum tidak pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Gus Maksum memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya.

Dikalangan masyarakat umum, Gus Maksum dikenal sakti mandaraguna. Rambutnya tak mempan dipotong (konon hanya ibundanya yang bisa mencukur rambut Gus Maksum), mulutnya bisa menyemburkan api, punya kekuatan tenaga dalam luar biasa dan mampu mengangkat beban seberat apapun, mampu menaklukkan jin, kebal senjata tajam, tak mempan disantet, dan seterusnya. Di setiap medan laga (dalam dunia persilatan juga dikenal istilah sabung) tak ada yang mungkin berani berhadapan dengan Gus Maksum, dan kehadirannya membuat para pendekar aliran hitam gelagapan. Kharisma Gus Maksum cukup untuk membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan di pesantren melalui Pagar Nusa.

Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa” Gus Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, namun dia tak pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi. Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI Gus Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar! Gus Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan keberanian yang luar biasa.